Brand Red Bull lahir pada bulan April 1987 di Austria. Merek ini terinspirasi dari produk minuman energi Krating Daeng yang berasal dari Thailand. Tidak membutuhkan waktu yang lama, produk ini cepat meraih popularitas berkat cara branding di tempat sampah.
Minuman energi atau penambah stamina di tahun 1970-an didominasi oleh merek-merek dari Jepang dan Korea dan minuman ini diposisikan sebagai minuman obat dengan harga yang relatif mahal.
Red Bull adalah salah satu merek minuman energi paling dikenal dan terlaris di dunia yang menguasi sekitar 38% pangsa pasar global pada tahun 2019.
Table of Contents
Sejarah Branding Red Bull
Sumber: Getty
Sumber: formula1.com
Pada awalnya produk minuman energi Red Bull dikembangkan dari produk Krating Daeng yang ditujukan untuk kalangan pekerja kasar karena memberikan efek energi.
Bermula dari seorang seorang pengusaha Austria bernama Dietrich Mateschitz yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Thailand. Ia mencoba Krating Daeng milik Chaleo Yoovidhya dan melihat potensi untuk memasarkan minuman ini di pasar Barat.
Mereka sekarang mengusung value energi, petualangan dan keberanian dengan target market dari kalangan pekerja kasar menjadi kalangan muda yang aktif yang berjejaring atau bersosial. Perubahan branding ini terjadi karena adanya inovasi dari produk yang eksklusif dan goal dari bisnis.
Setelah 10 tahun merajai kategori baru minuman energi, Red Bull akhirnya mengeluarkan slogan yang ikonik yaitu Red Bull Gives You Wiiings yang berarti memberikan perasaan energi dan semangat. Bukan memberikan literal sayap.
Guerilla Marketing atau Pemasaran Gerilya
Pada awal berdirinya Red Bull, mereka tidak mempunyai budget yang cukup besar untuk beriklan di tv dan memutuskan untuk menggunakan strategi promosi guerilla marketing atau pemasaran gerilya.
Pemasaran gerilya atau guerilla marketing adalah strategi pemasaran yang tidak konvensional dan berbiaya rendah dengan tujuan untuk menciptakan pembicaraan dari mulut ke mulut atau buzz. Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya tahun 1984, “Guerilla Marketing.”
Cara Marketing Red Bull
Red Bull fokus membangun buzz dengan menjangkau target pembeli mereka secara langsung dengan cara yang kreatif.
1. Kaleng kosong Red Bull di tempat sampah
Mereka meletakkan kaleng-kaleng kosong Red Bull di tempat sampah di luar klub-klub malam yang populer dengan tujuan menciptakan kesan bahwa minuman ini banyak dikonsumsi oleh konsumen klub. Cara ini memang cara yang tidak biasa.
Sumber: Marketinghotshot.com
2. Pemasaran dari mulut ke mulut atau WOM
Red Bull sangat mengandalkan pemasaran buzz. Mereka merekrut mahasiswa yang populer di kampus-kampus dan memberikan produk gratis untuk dikonsumsi dan dibagikan di lingkungan sosial seperti pesta dan acara kampus.
3. Sampel gratis
Red Bull memberikan sampel gratis di tempat-tempat dimana target audiens yang aktif dan sosial dimana mereka berkumpul di pesta kampus, klub malam, bar dan bahkan perpustakaan
Setelah merek Red Bull mendapatkan daya tarik dan dikenal, mereka mulai mengembangkan strategi pemasaran yang lebih luas seperti sponsorship.
WhatsApp kami
Bingung mulai dari mana? Kami bantu atasi masalah bisnis anda?
Dari Nol Jadi Wow! Bangun Brand Impianmu Bersama Kami